Monday, May 18, 2009

Satu Hadiah "Manis" buat Bulutangkis Indonesia

only worth 2 cents.. dari orang yg ga ngerti politik dunia bulutangkis tapi mengalami kejadian yang agak mirip..
---

dari koran hari ini (agak kaget juga sih.. tapi yaudahlah ya, udah biasa kejadian kayak gini)

Hendrawan udah berhenti jadi pelatih Indonesia dan akan melatih Malaysia per 1 Juni 2009.

wohohohohohohohoho

knp ya? setelah rexy, eh hendrawan.
katanya Indonesia mau memajukan bulutangkis.. nah ini? pelatih handal lepas lagi..
wah... kira2x kenapa ya?

kayaknya sih... hahaha. alasan lama. klise!

bahwa di luar negeri mereka lebih dihargai.
di luar negeri mereka lebih bisa berkembang.
di luar negeri keinginan dan bakat mereka lebih diperhatikan.
(dan... ya... mungkin urusan gaji juga sih.. hahahaha)

buat apa rasa nasionalisme kalo kita ngga dihargai di negeri sendiri sedangkan ada orang lain yg nawarin kita satu fasilitas dimana kita bisa berkembang?

dulu saya pernah diajarin di pelajaran BK atau PPKn atau apa (intinya pelajaran yg saya ga bisa dan bikin rata2x saya jatoh) kalo kebutuhan tertinggi manusia adalah aktualisasi diri.

in fact.. beberapa orang (atlet) Indonesia juga main di luar negeri sekarang. kayak Ronald Susilo di Singapore. Mia Audina di Belanda. Jo Novita sekarang katanya di Kanada. Flandy Limpele juga bantu pemain Rusia. Siapa lagi? You name it lah.. Banyak...
rasanya orang Indonesia ga semarah itu waktu pemain2x ini pindah dengan alasannya masing2x. tapi kok kalo pelatih, di forum yg saya ikuti banyak banget ya yg marah? pdhl kan itu pemain2x yg lumayan jago. toh akhirnya kita dapet gantinya yg sepadan kok. udah bagus Susy Susanti ngga ikutan pindah kan ;p

mungkin ini semua bukan se-simple urusan uang.
mungkin... untuk kepuasan si orang itu sendiri. untuk mengembangkan diri menjadi seseorang yang lebih berguna dan lebih baik dari sekarang.

lagipula,
lebih baik jika tidak ada mayoritas kan?
daripada kayak dominasi china sekarang, saya pribadi sih prefer klo banyak yg punya kemampuan merata, jadi nggak monoton gitu aja.
seenggaknya dari kuartet China, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan. (ya, tetep, Indonesia harus masuk di situ, namanya juga saya orang Indonesia)

bukan mau dukung komunisme.. tapi saya yakin udah banyak yg gerah liat China menang terus. termasuk saya. hahahahahaha.

jadi,
buat bulutangkis Malaysia, sukses dgn pelatih baru!
buat bulutangkis Indonesia, buktikan, kalo tanpa Hendrawan dan pebulutangkis handal lain yang udah "menyerahkan diri" ke luar negeri, kita juga bisa sukses dan tetap jadi salah satu leader dlm prestasi di dunia perbulutangkisan dunia! YES, WE CAN!

2 comments:

Herry -- HgS said...

Sebenernya saya bingung sekaligus geregetan kenapa perkara "nasionalisme" sering sekali dikedepankan utk hal-hal semacam ini?

Di Eropa ketika pelatih sepakbola melatih ke klub-klub asing toh itu hal yang wajar2 aja.

Ketika orang Indonesia memilih menjadi pelatih asing, apa masalahnya? Nyatanya setiap orang punya hak untuk mengembangkan diri dan mencari kehidupan yang lebih baik kan? Nyatanya ketika pelatih itu berhasil di luar negeri, bukankah ia toh juga scr tdk langsung mengharumkan bangsa?

Haibara Kaoru Marcella said...

"Nyatanya setiap orang punya hak untuk mengembangkan diri dan mencari kehidupan yang lebih baik kan?"

ya itulah inti permasalahannya
kalo dia ga bisa memenuhi 2 hal itu, siapa yg bertanggung jawab? dia sendiri, kan, bukan pemerintah ataupun orang2x yg protes.