Wednesday, July 21, 2010

And friends are friends forever, if the Lord's the Lord of them

Saya kadang suka mikir, yang mana yg lebih kuat antara BFF (Best Friends Forever) atau BFFL (Best Friends For Life).

Dua-duanya sama2x mendefinisikan satu hubungan persahabatan yang kuat dan gak habis dimakan waktu, lebih kuat daripada sekedar sahabat aka Best Friends (without forever, for life, blahblah).

Kalo menurut saya,

BFF seharusnya lebih kuat, karena itu "selamanya" sedangkan BFFL itu "selama hidup" doang.
Jika Anda percaya pada kehidupan setelah mati, kita pasti akan bertemu lagi konsep literal dari BFF itu bakal terasa lebih menyatu. Oh well, it's if both parties go to heaven or hell together, though =P

Kepikiran juga kalo cuma "for life", then where are you when your "BFFL" is dying and ready to face death? Kalo marriage vow yang suka ada di film2x kan bunyinya "in sickness and health" dan biasanya "sickness" bisa diasosiasikan dgn "death" gt ya, as in, lebih dekat saja kepada pintu gerbang yang itu =) Jadi ya, "for life and death" gitu.

Kalo "forever", kesannya bener2x selama2x nya, mau hidup, mati, sakit, sehat, kalo diibaratkan roda ya waktu kita lagi di atas atau di bawah, yah intinya, in all circumstances. Forever juga mengibaratkan satu perjalanan waktu yang bener2x "selamanya", infiniti. Yah, kayak lagunya Michael Smith yang potongan liriknya saya bikin jadi post title itu, "...that a lifetime's not too long to live as friends". Yah, persahabatan yang tulus dan sejati itu mungkin harusnya, ya, melebihi batas umur manusia.


Implikasinya,
posting di bawah ini (Basti-Poldi) harusnya komennya BFF bukan BFFL. Regardless mereka percaya apa ga, tapi, saya merasa ikatan mereka lebih kuat daripada cuma "for life" doang.

Huehuehuheuheuhe.

Tapi, as skeptical as I am, BFF itu buat saya cuma keadaan ideal. Theoretical. But who said ideal is really impossible? Some physics formulas are really true in vacuum anyway =P

No comments: